Kerukukan Umat Beragama, Mudah Dan Murah Jika Dilandasi Dengan "SALING ASUH, SALING ASAH, DAN SALING ASIH"

Kerukukan Umat Beragama, Mudah Dan Murah Jika Dilandasi Dengan "SALING ASUH, SALING ASAH, DAN SALING ASIH"

Tampak pada foto, kiri ke kanan; Bapak POERWADI Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kanaan Bintaro Pondok Aren, Bapak MUNASA dari BADAN KESBANGPOL, DR. H.  FACHRUDDIN ZUHRI, Drs. M.Si., Ketua FKUB, dan Bapak SURYO IRIANTO Ketua Panitia Pembangunan GKJ. Kanaan Kelurahan Pondok Karya Kecamatan Pondok Aren, Selasa 19 Nopember 2024.

Tak kenal bagaimana mungkin sayang, sudah kenal dipastikan muncul simpati dan empati, begitulah rahasia di balik silaturahmi.
Membangun dan memelihara KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, mudah dan murah jika dilandasi dengan "saling asuh, saling asah, dan saling asih", ungkapan mudah diucapkan adakalanya sulit diterapkan, sebaliknya memelihara KERUKUNAN itu bisa menyita waktu, tenaga, fikiran dan material tanpa batas dipastikan  melelahkan luar biasa.

Lalu apa yang harus kita perbuat???
Penulis mengambil posisi "merasa bertanggung jawab", mengajak semua pihak, terutama yang sudah di sini  minimal sejak 17 (tujuh belas) tahun silam.
Mari jujur perhatikan dengan seksama lingkugan fisik terdekat kita, cukup radius satu kilometer ke empat pebjuru mata angin, apa yang kita lihat tujuh belas tahun lalu,  dipastikan sangat berbeda dengan fakta tersaji hari ini, dimana Tangsel memiliki 7 (tujuh kecamatan), 54 (lima puluh empat Kelurahan), infrastruktur Batang Jalan, infrastruktur Kesehatan, dan infrastruktur Pendidikan sudah sangat baik, tiga sektor tersebut seolah pembuktian bahwa, aspek CERDAS dan aspek MODERN motto TANGSEL hampir paripurna terjawab.

Lalu bagaimana dengan aspek RELIGIUS ???
Harus diakui bahwa, cukup bagus perolehan yang dapat dinikmati oleh warga masyarakat umat beragama, perhatian pemerintah cukup memadai bahkan dalam hal tertentu Penulis menangkap sinyal, justru masyarakat yang terkesan abai memaksimalkan diri dalam memanfaatkan hak-haknya, yang kami maksudkan terutama dalam hal mengurus status formal rumah ibadat.
Saat ini tercatat 633 (enam ratus tiga puluh tiga Masjid), 7 (tujuh) Gereja Katholik, 86 (delapan puluh enam) Gereja Kristen, 9 (sembilan) Vihara, 3 (tiga) Cetya, 1 (satu) Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya (Serpong), 2 (dua) Pure (Hindu), dan 2 (dua) Lithang (Khonghucu).

Dari enam jenis Rumah Ibadat (RUDAT) tersebut, 2 (dua) Rudat HINDU, dan 7 (tujuh) Rudat Katholik pada posisi legal standing (status tanah dan bangunan) katagori clear and clean, sementara Masjid, Gereja Kristrn,  Vihara Buddha, dan Lithang Khonghucu cukup dinamis terus bergerak membenahi diri.
Jelang peringatan HARI JADI TANGSEL ke 16, pada 26 Nopember 2024 sebentar lagi, Penulis mengajak semua pihak mensyukuri apa yang telah kita nikmati dalam durasi 15 (lima belas) tahun terakhir, rawatlah perolehan pembangungunan "Batang Jalan, Pendidikan, dan Kesehatan" sebagai implimentasi CERDAS dan MODERN, sambil terus bergerak membumikan motto: RELIGIUS semakin lebih baik, melalui pendekatan MODERASI dan TOLERANSI...
Selamat menikmati OPINI PAGI Kamis 21 Nopember 2024, sambil minum kopi panas, temen sejati menjemput KEBAHAGIAAN.
Salam KERUKUNAN..
Mantap Luar Biasa.
Salam TANGSEL...

Post a Comment

Previous Post Next Post

Formulir Kontak